Sering Dinilai Sama, Ini Perbedaan Trauma dan PTSD

Kamu pernah mendengar bahwa pengalaman adalah sebuah guru.
Namun bagaimana bila pengalaman itu menjadi momok yang menakutkan, yang mungkin akan membuat kita sulit untuk kembali mencoba atau melangkah pasti akan banyak pertimbangan dengan berbagai pertanyaan, seperti “apakah pengalaman lalu akan terulang” atau disebut dengan trauma.
Akan tetapi trauma sering kali dianggap serupa dengan PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder oleh masyarakat, karena keduanya dianggap sama-sama muncul dari pengalaman hidup. Walaupun demikian, keduanya memiliki perbedaan.
Nah, berikut ini kita akan membahas apa perbedaan, gejala dan mengatasi trauma dan PTSD, simak sampai habis ya!
Perbedaan Trauma Dan PTSD
TRAUMA
Menurut American Psychological Association, trauma adalah respon emosi terhadap suatu peristiwa yang mengerikan, menakutkan hingga menyedihkan.
Trauma dapat kembali muncul ketika dihadapkan pada beberapa kesempatan, bahkan seseorang dapat memiliki trauma lebih dari satu jenis trauma.
PENYEBAB TRAUMA
Penyebab munculnya trauma bisa terjadi karena kekerasan, pelecehan, bullying, bencana alam, pertengkaran hingga perpisahan.
Trauma dapat berefek pada suatu hubungan dengan orang lain, pekerjaan, kesehatan hingga dapat mengubah pandangan hidup terhadap suatu peristiwa.
Tantangan untuk pulih dari trauma tidak bisa hanya dari hitungan hari melainkan bertahun-tahun dari kejadian tersebut.
Setiap orang mempunyai peristiwa yang berbeda-beda, apa yang mungkin dianggap biasa saja oleh kamu, bisa saja bagi orang lain itu sangat menakutkan.
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang terbentuk dari trauma pada suatu peristiwa atau kejadian.
Hal tersebut menimbulkan mimpi buruk, kecemasan, seringkali memilih menghindari pada tempat atau suatu obrolan hingga perubahan suasana hati.
Penyebab PTSD
KEJADIAN YANG TRAUMATIS
Menurut Harvard Medical School 2007, sekitar 6,8% orang dewasa di AS mengalami PTSD, penyebabnya sulitnya melupakan kejadian traumatis di masa lalu yang begitu menyakitkan.
Kejadian atau peristiwa masa lalu yang menakutkan menimbulkan ketakutan yang berlebih, mengalami mimpi buruk karena seakan-akan peristiwa tersebut menjadi kesalahan kamu.
Pikiran akan ketakutan tersebut terus berputar di kepala, yang akhirnya berefek pada sulit tidur, kecemasan berlebih, menghindari tempat atau suatu obrolan tertentu hingga sulit mengelola pikiran secara positif.
FAKTOR LAINNYA
Terbentuknya PTSD pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, seperti;
- Masalah emosi di masa kecil yang membuat seseorang menjadi tempramen saat dewasa
- Status, ekonomi, tingkat pendidikan, trauma masa kecil (kematian atau perceraian orang tua), dikelilingi budaya yang tidak suportif, etnis/ras minoritas dan riwayat kesehatan mental dari keluarga
- Pengalaman atau mengalami kejadian parah yang mengancam di masa lalu
- Strategi koping yang tidak tepat
- Paparan kejadian atau peristiwa negatif yang terus berulang atau teringat
Apa perbedaan Trauma dan PTSD?
Trauma terbentuk berdasarkan waktu atau kejadian yang pernah dialami, seperti bullying, pelecehan seksual, perpisahan atau berduka, bencana alam dan lain-lain.
Sedangkan PTSD itu berkembang atau terbentuk dari trauma atau kejadian traumatis yang pernah dialami di masa lalu, yang mana kejadian tersebut seakan terus menghantui hingga membuat seseorang menjadi cemas hingga depresi.
Menurut suatu studi yang membahas resiliensi dan pemulihan terkait peristiwa traumatis, seorang yang mempunyai pengalaman traumatis, kecil kemungkinan untuk memiliki PTSD, apabila mereka mendapatkan dukungan konsisten dari orang terdekat, memiliki orang-orang yang dipercaya untuk bercerita mengenai pengalamannya, perlahan mencoba cari sisi positif dari suatu peristiwa, beranikan diri untuk menangani pikiran atau perasaan negatif serta mendorong keyakinan bahwa mereka penyintas bukan korban.
CARA MENGATASI TRAUMA DAN PTSD
1. Konsultasi dengan Professional
Konsultasi dengan profesional dapat membantu kamu memahami bagaimana kamu berkembang dalam melewati pemikiran negatif atas kejadian traumatis di masa lalu, semakin baik semakin kamu bisa bisa mengatasi trauma.
Suatu kejadian yang terjadi pada kamu, itu bukan salah kamu, melainkan itu bagian tantangan dari kehidupan, trauma memang mengerikan tapi jangan sampai trauma yang mengendalikan hidup kamu.
Lawan ketakutan dan saatnya berani untuk mengejar mimpi.
2. Melakukan terapi
Melakukan terapi dengan profesional adalah langkah pertama untuk dapat membantu mengurangi pikiran negatif atau kecemasan yang berasal dari kejadian di masa lalu.
Salah satu jenis terapi pada gejala trauma dan ptsd adalah terapi kognitif (CBT).
Tujuan terapi kognitif (CBT) berfokus pada mengelola pola pikir yang mengganggu, seperti ketakutan atau kecemasan dan memberikan keberanian untuk menghadapinya ketika pikiran tersebut sedang datang kembali.
3. Minum obat yang sudah dianjurkan
Rutin minum obat bisa membantu mengurangi rasa cemas dan gangguan tidur. Walau begitu, minum obat harus tetap berdasarkan anjuran dari dokter.
4. Ikut Kegiatan yang positif
- Gabung komunitas atau berkegiatan dengan orang lain
Pertanyaannya paling pertama yang muncul di kepala bagi seseorang yang mempunyai trauma, apakah kejadian masa lalu bisa terulang? Kesampingkan dahulu beranikan diri untuk berteman, tidak perlu membicarakan trauma dengan orang lain, berkegiatan seperti berkebun, bersepeda dan lainnya yang bermanfaat dapat mengurangi pikiran negatif. Menurut Anxiety and Depression Associate of America, memiliki hubungan dengan orang lain dapat membantu mencegah timbulnya trauma menjadi PTSD. - Rutin Olahraga
Olahraga secara rutin dapat mengatasi rasa cemas di dalam tubuh karena tubuh terus bergerak dan otomatis pikiran fokus pada fisik di saat itu.
Penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara rutin adalah terapi yang sederhana dan cukup efektif untuk mengurangi trauma. - Mindfulness
Melakukan latihan pernapasan dapat membantu kamu belajar fokus pada kesadaran hari ini atau masa kini. Lakukan setiap hari sebelum atau setelah berkegiatan.
Lakukan setiap hari sebelum atau setelah berkegiatan. Mindfulness bisa menjadi latihan untuk bisa berani memulai hari dan memaafkan diri.
Hal ini perlahan dapat mengurangi kecemasan pada kejadian traumatis di masa lalu.
5. Atur Pola Hidup Sehat
Memiliki pola hidup sehat dapat membantu pikiran dan fisik menjadi segar dan rileks untuk menjalani hari. Dimulai dengan:
- Tidur yang cukup
- Hindari alkohol dan obat-obatan
- Pilih makanan yang sehat
- Atur waktu untuk mengobrol dengan teman atau keluarga
Suatu kejadian yang terjadi pada kamu, itu bukan salah kamu, melainkan itu bagian tantangan dari kehidupan, trauma memang mengerikan tapi jangan sampai trauma yang mengendalikan hidup kamu. Lawan ketakutan dan saatnya berani untuk mengejar mimpi.
Sumber:
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.).
https://hopeandhealingcenter.org/ptsd-vs-trauma/ - National Institute of Mental Health. Post-traumatic stress disorder (PTSD). Updated November 2017.
- American Psychiatric Association (2004). Practice Guideline for the Treatment of Patients With Acute Stress Disorder and Posttraumatic Stress Disorder. Arlington, VA: American Psychiatric Publishing. [Google Scholar] [[Ref list]](https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6224348/#B4)
- National Institute for Health and Clinical Excellence (2005). Posttraumatic Stress Disorder. London: Gaskell. [Google Scholar] [Ref list]
- Paintain, E., & Cassidy, S. (2018). First-line therapy for post-traumatic stress disorder: A systematic review of cognitive behavioural therapy and psychodynamic approaches. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6099301/
- Post-traumatic Stress Disorder (PTSD). (2020). https://www.mind.org.uk/information-support/types-of-mental-health-problems/post-traumatic-stress-disorder-ptsd/causes-of-ptsd/
- https://adaa.org/learn-from-us/from-the-experts/blog-posts/consumer/how-prevent-trauma-becoming-ptsd#:~:text=A%20traumatic%20event%20is%20time,ongoing%20distress%20and%20life%20impairment