Pentingkah Mengembangkan Komunikasi Positif Sedari Dini?

Komunikasi berlangsung secara dua arah. Adanya dinamika antara pendengar dan pemberi pesan merupakan hal yang penting dalam interaksi antar manusia. Seorang pengirim pesan yang baik tidak hanya fokus pada isi dari pesannya, tetapi juga memperhatikan intonasi, tatapan, dan komunikasi non-verbal lainnya. Sedangkan, seorang pendengar yang baik harus memberikan perhatian pada pesan yang sedang disampaikan beserta tanda-tanda non-verbal lainnya untuk memahami pesan yang diterima.
Keterampilan komunikasi penting untuk dibentuk sedari dini agar anak-anak mampu untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran mereka dengan baik dalam segala aspek kehidupannya. Melalui interaksi bersama teman atau keluarga, seorang anak bisa mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan interpersonal, dan juga keterampilan komunikasi. Pada blog kali ini, Ubah Stigma akan membahas bagaimana cara anak dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang positif dan efektif, serta pentingnya komunikasi bagi kesehatan mental mereka.
Komunikasi Positif
Komunikasi positif adalah bentuk komunikasi yang efektif, konstruktif, optimistik, dan memberikan dampak positif bagi individu. Bentuk komunikasi ini dikenal juga sebagai komunikasi asertif. Ciri-ciri dari bentuk komunikasi asertif adalah sebagai berikut:
- Pengekspresian emosi, pikiran, dan kebutuhan
- Menyampaikan permintaan yang realistis kepada orang lain, serta menghargai hak mereka untuk menolak
- Mengatakan ‘tidak’ pada permintaan orang lain dan tidak merasa bersalah akan hal tersebut.
- Bahasa tubuh: menunjukkan kontak mata, menghargai jarak ketika berbicara, menjaga sentuhan yang tidak pantas, badan menghadap lawan bicara
Sebagai pendengar, kita pun harus menjadi pendengar aktif agar terbentuknya komunikasi yang positif dan efektif. Mendengarkan secara aktif berarti:
- Mendengarkan apa yang sedang dibicarakan lawan bicara
- Memahami pesan yang disampaikan
- Mengulangi informasi yang disampaikan
- Memberikan pertanyaan ketika tidak mengerti atau ingin lebih dalam memahami situasi lawan bicara
- Memperhatikan ekspresi, bahasa tubuh, dan tanda-tanda non-verbal lainnya dari lawan bicara
Pentingnya Anak Mengembangkan Komunikasi Positif
MENINGKATKAN HARGA DIRI (SELF-ESTEEM)
Keterampilan komunikasi yang efektif bisa membantu meningkatkan harga diri anak-anak dengan memberi mereka kepercayaan diri untuk berkomunikasi dengan lingkungannya (keluarga, teman, guru, masyarakat), menetapkan batasan, dan mengembangkan rasa bangga pada diri mereka sendiri.
MENINGKATKAN IMAJINASI
Semua individu membutuhkan keterampilan bahasa dan komunikasi yang tepat untuk bercerita dan menciptakan sesuatu yang dari luar imajinasi kita. Mengungkapkan perasaan dan ide memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan dan mengeksplorasi imajinasi mereka.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
Memiliki keterampilan komunikatif yang baik, dapat membantu perkembangan keterampilan pemecahan masalah dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berkolaborasi dan berksplorasi ketika dihadapkan suatu masalah.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
Pembelajaran seorang anak bergantung pada keterampilan komunikasi seperti mampu memahami apa yang dikatakan orang lain, serta berpikir, merespons, dan berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai cara verbal dan non-verbal.
PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL
Interaksi responsif dengan orang dewasa dan teman sangat penting untuk mendukung anak-anak kecil mengembangkan keterampilan sosial dan emosional dalam berbagai cara. Bahasa dan percakapan membantu anak-anak untuk merenungkan, mengatur dan mengekspresikan emosi mereka, untuk memahami bagaimana atau mengapa orang lain mungkin memiliki perspektif yang berbeda, dan untuk belajar bagaimana mengembangkan persahabatan dengan anak-anak lain.
Resiko Tidak Terbentuknya Komunikasi Positif bagi Anak
Ketika seorang anak tidak diperkenalkan dengan bentuk komunikasi yang positif dan efektif sedari dini, anak tersebut akan beresiko untuk mengalami kesulitan dalam bersosialisasi di masa depan. Berikut ini adalah beberapa situasi sosial yang dapat dialami seorang anak jika tidak memiliki keterampilan komunikasi yang positif:
- Sulit membentuk dan menjaga hubungan pertemanan: hal ini akan menimbulkan kesepian pada anak.
- Akan mengalami kesulitan dengan tugas tertulis maupun lisan, yang mengakibatkan masalah kepercayaan diri dan harga diri.
- Menjadi frustrasi karena tidak mampu mengekspresikan dirinya, dan akan mempengaruhi kondisi kesehatan mentalnya di kemudian hari.
Cara Mengajarkan Komunikasi Positif Sedari Dini
Mengajarkan anak akan komunikasi positif dan efektif dapat dimulai dengan orang-orang disekitar anak tersebut, termasuk orang tua, guru, dan lain lain. Orang-orang tersebut akan menjadi contoh untuk anak dalam mengembangkan komunikasi positif. Mengapa? Sebagian besar perilaku yang diadopsi anak berawal dari mengimitasi apa yang dilakukan oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua atau lingkungan terdekat anak dalam membentuk komunikasi positif sedari dini:
MENDENGARKAN SECARA AKTIF (ACTIVE LISTENING)
- Mendengarkan secara aktif dapat membantu seorang anak untuk merasa didengar dan dipahami. Dengan menggunakan gerakan tubuh seperti senyuman, anggukan, dan mempertahankan kontak mata, ini dapat menunjukkan kepedulian kita dan memberikan atensi pada apa yang anak katakan.
- Tunjukkan bahwa kita mendengarkan mereka dengan seksama dengan mengajukan pertanyaan seperti “apa?”, “mengapa?”, dan bagaimana?”. Hal ini dapat membantu anak-anak untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka sendiri dengan mengajari cara menceritakan sebuah kisah dan detail apa yang harus disertakan.
MEREFLEKSIKAN APA YANG DIDENGAR
Cara yang baik untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita memperhatikan dan peduli dengan apa yang mereka katakan adalah dengan bertindak seperti cermin. Ulangi kembali apa yang mereka katakan dengan menggunakan kata-kata yang berbeda. Refleksi memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan emosinya tanpa merasa dihakimi.
BERKOMUNIKASI DENGAN JELAS
Menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh anak dan juga sesuai usianya dapat membantu memberikan contoh yang positif.
Cara lain untuk mengajarkan anak mengembangkan keterampilan komunikasinya adalah mengikuti Program Generasi Tangguh. Program ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tidak hanya mempelajari apa itu komunikasi positif, tetapi juga cara mempraktekkannya, dan bagaimana keterampilan ini dapat membantu kesehatan mentalnya di kemudian hari.
Generasi Tangguh adalah kegiatan interaktif dan edukatif terkait resiliensi dan kesehatan mental untuk anak-anak di usia 10-12 tahun. Tidak hanya keterampilan komunikasi positif tetapi program ini pun akan membekali anak dengan strategi efektif, dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan anak untuk menghadapi berbagai pengalaman hidup, yang pastinya penting untuk menjaga kesehatan mental mereka di kemudian hari.
Kakak-kakak fasilitator yang akan memandu kegiatan pada tiap sesinya tidak hanya akan mengajarkan materi program tetapi akan secara proaktif mengajak tiap partisipan mempraktekkan teori yang sudah diajarkan melalui sebuah permainan atau role-play, agar anak-anak dapat secara langsung menggunakan pengetahuannya.
Jika komunitas dan sekolahmu berminat mengikuti Program Generasi Tangguh, ketahui informasi lebih lanjut mengenai program ini dan cara meregistrasikan sekolah atau komunitasmu di https://www.ubahstigma.org/gentang.
Mari bersama-sama bangun generasi Indonesia yang lebih tangguh bersama Ubah Stigma!
SUMBER
- Leontovich, O. (2014). Positive Communication: Definition and Constituent Features. Vestnik Volgogradskogo Gosudarstvennogo Universiteta. Serija 2. Jazykoznanije, 5, 121–126. https://doi.org/10.15688/jvolsu2.2014.5.16
- How to communicate effectively with your young child. UNICEF Parenting. (n.d.). Retrieved August 29, 2022.
- Hood, N. (2019, October 21). Communication in the Early Years: An introduction. THE EDUCATION HUB.
- Why children need good communication skills (and how to help develop them) • dimensions curriculum. Dimensions Curriculum. (2021, August 17).
- Communication key ingredient in mental health recovery. (2018). MHT.
Ditulis oleh: Joshetta Ezrela
Diedit oleh: Emily Jasmine, Fauzia Ramadhani & Kresentia Aretha T.