Pengangguran dan Kesehatan Mental

“Pengangguran”… kata ini sering sekali diucapkan oleh masyarakat untuk memberikan status seseorang. Kata atau status ini digunakan di seluruh dunia. Yang membedakan hanyalah bahasa di setiap daerah, tetapi masih memiliki makna yang sama.
Apa itu pengangguran? Seberapa banyak orang yang menganggur di Indonesia?
Pengangguran adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan atau aktivitas permanen yang dikerjakan. Ini merupakan keadaan atau status seseorang yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Semua negara pasti mempunyai warga yang tidak memiliki pekerjaan (dengan tingkat pengangguran yang berbeda disetiap negara). Faktor-faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi adalah:
- Lapangan kerja yang terbatas
- Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM)
- Ledakan penduduk
- Tingkat produktivitas (budaya malas) yang mengakibatkan kurangnya informasi yang sebagian individu miliki terkait dengan peluang kerja
Faktor-faktor ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan di negara lain juga. Akan tetapi rendahnya kualitas SDM dan ledakan penduduk biasanya lebih banyak ditemui di negara berkembang dan sedikit ditemui di negara maju.

Dengan adanya COVID-19, tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan, namun juga roda ekonomi yang melambat. Sehingga banyak ditemukan fenomena pemecatan dini atau dikenal sebagai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang membuat jadi semakin banyak pengangguran dan semakin tidak terkendali. Jumlah populasi pengangguran di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) meningkat sebanyak 2,67 juta orang pada periode Agustus 2020 (Jawa Post). Sehingga total dari populasi pengangguran di negara ini berjumlah 9,77 juta orang (Kompas).
Dampak dari Pengangguran terhadap Kesehatan Mental
Pengangguran memiliki banyak dampak buruk. Salah satunya adalah gangguan kesehatan mental. Beberapa konsekuensi negatif pengangguran terhadap kesehatan mental individu adalah sebagai berikut:
- Gangguan Kecemasan
Berdasarkan American Psychological Association (Goldsmith & Diette, 2012), respon individu terhadap stressor seperti pengangguran biasanya diawali dengan syok. Di fase ini, seseorang biasanya mencoba untuk tetap optimis. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka akan mulai merasakan tekanan finansial maupun sosial yang membesar. Tekanan tersebut memunculkan pemikiran yang membuat individu merasa bahwa mereka tidak cukup berkontribusi kepada orang-orang di sekitar seperti keluarga mereka. Fenomena ini dapat menghambat perkembangan emosional dan kepribadian yang sehat, serta dapat mendorong mereka menjadi pesimis. Kondisi tersebut di jangka panjang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan diri yang dapat memicu terbentuknya gangguan kecemasan.
- Gangguan Depresi
Mengalami pengangguran terbukti dapat membuat kepercayaan diri individu menurun dan meningkatkan rasa keraguan terhadap kemampuan diri sendiri. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk merasa ‘tidak berdaya’, dan semakin percaya bahwa mereka tidak memiliki kendali atau pengaruh atas kehidupan mereka sendiri (Seligman, 1957). Tidak hanya itu, dengan kepercayaan diri yang menurun, seseorang yang mengalami pengangguran juga cenderung lebih memilih untuk mengisolasikan diri secara sosial. Ketidakberdayaan yang berkepanjangan, serta isolasi sosial dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami depresi.
Ketika seseorang mengalami dampak-dampak negatif seperti diatas, mereka cenderung beresiko tinggi untuk membentuk mekanisme koping yang tidak sehat. Contohnya, peralihan kepada minuman alkohol dan pola makan yang ekstrim. Hal ini dapat semkin meningkatkan stres dan memperburuk kondisi kesehatan mental seseorang.
Cara Menjaga Kesehatan Mental disaat Masih Menganggur
Mencari pekerjaan tentunya bukan hal yang mudah untuk diatasi walaupun kita sudah berusaha keras. Terutama di tengah pandemi yang melanda seluruh dunia ini (COVID-19). Waktu yang tidak menentu dan hasil yang tidak dapat diprediksi membuat seseorang menjadi bingung dan stress akan keadaannya. Tingkat stres menjadi lebih tinggi dari biasanya. Penting untuk kita menjaga kesehatan mental disaat sedang menganggur. Hal-hal yang dapat dilakukan dilansir dari Verywell Mind adalah:
1. Perawatan Diri
Kita perlu merawat diri sehingga pikiran kita berfungsi pada tingkat yang optimal. Contohnya dengan tidur yang cukup dan mengkonsumsi makanan bergizi.
2. Menjaga interaksi sosial
Interaksi sosial yang positif dapat sangat meningkatkan kesehatan mental.
3. Aktif secara fisik
Olahraga adalah pencegah stres yang dapat meningkatkan suasana hati.
4. Hindari hal-hal negatif yang hanya memberikan kelegaan sesaat
Sebisa mungkin hindari konsumsi alkohol atau makanan siap saji berlebih untuk mencari kelegaan. Karena hal ini dapat berpengaruh negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang untuk jangka panjang.
5. Beralih ke mekanisme koping yang sehat
Menulis jurnal, meditasi, dan yoga adalah beberapa contoh cara sehat untuk menghilangkan stres. Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan tersebut akan membantu seseorang saat mengatasi rasa stres dan tertekan.
6. Atur Waktu
Beraktivitas sesuai jadwal yang telah kamu susun dapat membantu untuk mencegah hilangnya motivasi, serta mendapatkan kembali rasa kendali atas hidup sendiri. Menyusun jadwal juga bisa membantu dalam merencanakan pencarian kerja dengan efektif. Hindari perasaan kewalahan dengan menetapkan prioritas, dan dengan perlahan capai target pribadi memulai dari langkah-langkah kecil.
Cintai dan jaga diri kalian terlebih dahulu. Segala masalah yang dihadapi akan lebih mudah diselesaikan jika diri kita sehat secara fisik maupun mental. Jangan biarkan keadaan membuatmu semakin terpuruk. Hadapi semua dengan tenang dan percaya kalau semua akan segera berlalu.