Menjelajahi Dunia Psikoterapi

SCROLL DOWN FOR ENGLISH VERSION
Apakah kamu sudah memutuskan untuk mencoba terapi untuk pertama kalinya tetapi tidak tahu harus mulai dari mana? Dengan sumber daya luar biasa yang kita miliki saat ini baik online maupun offline, kamu mungkin menemukan dirimu tersesat dalam berbagai rekomendasi dan arahan. Simak blog Ubah Stigma kali ini untuk menavigasi langkah-langkah untuk memulai terapi!
Mengidentifikasi Berbagai Jenis Terapi
Sebelum kamu mulai mencari terapis, sebaiknya kamu mengetahui mengapa kamu memutuskan untuk memulai terapi. Apakah untuk menyembuhkan trauma masa lalu? Untuk membantu kamu menavigasi transisi kehidupan? Untuk mempelajari mekanisme koping positif? Atau mungkin alasan-alasan lainnya. Mengetahui ini dari awal penting karena masalah yang berbeda membutuhkan metode terapi tertentu, dan sangat mungkin setiap terapis memiliki spesialisasi terapi yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa pendekatan psikoterapi yang umum digunakan:
1. Terapi psikodinamik
Bentuk perawatan intensif yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bermanfaat untuk mengatasi depresi, kecemasan, gangguan makan dan banyak gangguan lainnya.
2. Terapi perilaku
Terapi berorientasi pada tindakan yang merupakan pilihan bagus untuk mengatasi penyalahgunaan obat-obatan, gangguan obsesif kompulsif, fobia, dan gangguan lainnya.
3. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Mirip dengan terapi perilaku, tetapi juga mencakup penanganan pola pikir yang tidak membantu dan disfungsional. CBT biasa digunakan untuk mengobati gangguan mood, kecemasan dan fobia, dan banyak lagi lainnya. Beberapa subtipe CBT termasuk Dialectical Behavioral Therapy (DBT) dan terapi emosi rasional.
4. Terapi humanistik
Pendekatan terapi yang melihat bagaimana pandangan duniamu mempengaruhi pilihan yang kamu buat. Pendekatan ini mencakup terapi eksistensial dan terapi gestalt yang berguna untuk mengatasi masalah kepercayaan diri, efek trauma, dan banyak lainnya.
Menemukan Terapis yang Tepat untuk Kamu
Setelah sebagian besar pertanyaan “mengapa” dan “apa” sudah kamu jawab, saatnya mencari cara untuk menghubungkan dirimu dengan calon terapis:
1. Rekomendasi pribadi
Salah satu cara yang pasti adalah dengan meminta rujukan dari teman dan/atau keluarga yang secara pribadi telah menjalani terapi. Meskipun ini adalah tempat yang sangat baik untuk memulai, kamu harus ingat bahwa kamu mungkin memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda dengan orang yang memberikan rekomendasi. Selalu ingat bahwa tidak ada terapis yang cocok untuk semua orang dan masalah. Apa yang berhasil untuk mereka mungkin tidak berhasil untukmu.
2. Menghubungi organisasi dan grup media sosial
Dengan semakin banyaknya organisasi yang membahas masalah kesehatan mental di berbagai platform media sosial, menghubungi beberapa organisasi yang banyak membahas masalahmu atau kesehatan mental secara umum untuk meminta rekomendasi psikolog, psikiater, dan klinik adalah ide yang baik. Organisasi dan grup ini mungkin memiliki rekomendasi dari kolaborasi dan kemitraan masa lalu dan saat ini.
Dengan daftar terapis yang sekarang sudah kamu miliki, selanjutnya kamu perlu memverifikasi izin praktik mereka sebagai bagian dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Tiga kredensial dari HIMPSI adalah sebagai berikut:
3. Surat Izin Praktik Psikolog (SIPP)
Lisensi yang wajib dimiliki oleh semua psikolog (psikolog klinis, psikolog industri dan organisasi, psikolog pendidikan, dan lainnya) di Indonesia yang dikeluarkan oleh HIMPSI. Kamu dapat mengeceknya melalui link ini: https://anggota.himpsi.or.id/index.php?cru=Y3RnPWRpcmVrdG9yaQ%3D%3D
4. Surat Tanda Registrasi (STR)
Lisensi yang wajib dimiliki oleh semua psikolog klinis di Indonesia yang dikeluarkan oleh HIMPSI. Kamu dapat mengeceknya melalui link ini: https://data.ipkindonesia.or.id/lacak-anggota-ipk-indonesia/
5. Surat Ijin Praktik Psikolog Klinis (SIPPK)
Lisensi yang wajib dimiliki oleh semua psikolog klinis di Indonesia yang dikeluarkan oleh HIMPSI. Kamu dapat mengeceknya melalui link ini: https://data.ipkindonesia.or.id/lacak-anggota-ipk-indonesia/
Memilih terapis yang berpengalaman memang penting, namun tidak kalah pentingnya untuk tetap berpikiran terbuka. Seorang terapis mungkin saja tidak perlu memiliki pengalaman puluhan tahun agar cocok dengan kamu. Semuanya tergantung pada seberapa nyaman kamu dengan terapismu dan seberapa terbuka dan bisakah kamu menunjukkan sisi rentanmu dengan mereka.
Mempersiapkan Diri untuk Terapi
Untuk mempersiapkan sesi terapi pertamamu, perlu diingat bahwa beberapa sesi pertama adalah untuk membangun hubungan antara kamu dan terapismu. Sebagian besar dari sesi-sesi awal akan membicarakan tentang latar belakangmu dan membuat tujuan bersama serta rencana perawatan kedepannya. Tidak, kamu tidak harus mulai menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir, terapismu akan memandu kamu sepanjang jalan, tetapi sebaiknya kamu menyisihkan waktu untuk merenungkan apa yang ingin kamu bicarakan selama terapi. Sesi-sesi pertama ini juga merupakan kesempatan bagimu untuk mengevaluasi dan melihat apakah identitas, nilai-nilai yang dianut, sikap, dan kepribadianmu sejalan dengan mereka karena yang paling penting adalah untuk kamu merasa tervalidasi dan didengar.
Setelah beberapa sesi pertama, kamu mungkin mulai bertanya-tanya apakah terapis ini cocok untukmu atau harus kah kamu beralih ke terapis lain. Pada dasarnya, ini tergantung dengan bagaimana perasaanmu tentang hubungan terapeutik antara kamu dan terapismu. Meskipun tidak ada jalan yang mulus dan cepat menuju pemulihan dan kamu mungkin tidak akan segera melihat perubahan setelah beberapa sesi pertama, kamu seharusnya sudah mulai merasakan klik dengan terapismu. Ini sangat penting karena terapi adalah tempat yang aman dan idealnya dibangun oleh hubungan yang berdasarkan pada kepercayaan. Terapi mungkin tidak selalu terasa nyaman saat kamu ditantang dan dibentuk, tetapi harus terasa aman.
Terakhir, ingatlah bahwa memilih terapis adalah urusan yang sangat personal. Tidak ada terapis yang baik untuk semua orang. Kamu harus percaya pada terapis ini dan yakin bahwa dia dapat membantu kamu. Jadi jangan takut untuk menjadi rentan, jujur, dan ajukan pertanyaan apa pun yang mungkin kamu miliki. Jika terapis pilihan pertamamu ternyata tidak seperti yang kamu harapkan, jangan takut untuk mengakhiri hubungan dan mencoba terapis-terapis lain. Ketahuilah bahwa kamu tidak perlu berkomitmen sampai kamu benar-benar merasa nyaman.
Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, semakin banyak terapis yang sekarang memberikan sesi terapi online. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang beberapa aplikasi yang menawarkan terapi online, lihat blog kami dari minggu lalu!
Navigating the World of Psychotherapy
So you have decided to try out therapy for the first time and don’t know where to start? With the overwhelming resources we have currently both online and offline, we might find ourselves lost in numerous recommendations and directions. Follow through to navigate starting therapy!
Identifying Different Types of Therapy
Before even starting your search for a mental healthcare professional, it would be best to know why you decide to start therapy in the first place. Is it to heal past trauma? To help you navigate life transitions? To learn positive coping mechanisms? Or probably other reasons for which therapy is beneficial. This will be important as different problems are best addressed by different therapy methods which different therapists specialize in. Some common psychotherapy approaches include:
1. Psychodynamic therapy
An intensive form of treatment that can go on for many years, beneficial to address depression, anxiety, eating disorders and many other disorders.
2. Behavioral therapy
An action-oriented therapy which is a good option to address substance abuse, obsessive compulsive disorder, phobias, and other disorders.
3. Cognitive behavioral therapy (CBT)
Similar to behavioral therapy but also incorporates addressing unhelpful and dysfunctional thought patterns. CBT is common to treat mood disorders, anxiety and phobias, and many others. Some subtypes of CBT include dialectical behavioral therapy (DBT) and rational emotive therapy.
4. Humanistic therapy
A therapy approach that looks at how your worldview affects the choices you make. This approach includes existential therapy and gestalt therapy and is useful to address self-esteem issues, effects of trauma and many others.
Finding the Right Therapist for You
Now that you have most of your whys and whats answered, it’s time to look into ways to connect yourself to your potential therapists:
1. Personal recommendations
One clear way would be by asking for referrals from friends and/or family who have personally gone through therapy. While this is a really good place to start, you should keep in mind that you might have different needs and goals than the person giving the recommendation. Always remember that no therapist is one size fits all. What works for them might not work for you.
2. Reach out to organizations and social media groups
With the growing number of organizations addressing mental health issues on different social media platforms, it is a really good idea to reach out to some organizations addressing your area of concern or mental health in general to ask for recommendations for psychologists, psychiatrists, and clinics. These organizations and groups might have recommendations from their past and current collaborations and partnerships.
With a list of potential therapists in hand, you will next want to verify their license to practice as a part of Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Three credentials from HIMPSI is as follows:
3. Surat Izin Praktik Psikolog (SIPP)
A compulsory license to be held by all practicing psychologists (clinical psychologist, industrial and organizational psychologist, educational psychologist, and others) in Indonesia issued by HIMPSI. You can check this through this link: https://anggota.himpsi.or.id/index.php?cru=Y3RnPWRpcmVrdG9yaQ%3D%3D
4. Surat Tanda Regristasi (STR)
A compulsory license to be held by all practicing psychologists in Indonesia issued by HIMPSI. You can check this through this link: https://data.ipkindonesia.or.id/lacak-anggota-ipk-indonesia/
5. Surat Ijin Praktik Psikolog Klinis (SIPPK)
A compulsory license to be held by all practicing psychologists in Indonesia issued by HIMPSI. You can check this through this link: https://data.ipkindonesia.or.id/lacak-anggota-ipk-indonesia/
Yes it is important to choose a well-experienced therapist but it is also important to keep an open mind. Experience does matter, but a therapist does not need to have decades of experience to be a great fit for you. It all comes down to how comfortable you are with your therapist and how open and vulnerable you can be with them.
Preparing for Therapy
In preparing for your first therapy session, keep in mind that the first few sessions are for creating a connection. A lot of it would be about talking about your background and creating shared goals and future treatment plans. No, you don’t have to start explaining everything from start to finish, your therapist will guide you along the way, but you will want to set aside time to ponder on what you want to bring up during therapy. These first few sessions are also the chance for you to test the waters and see if your identity, values, attitude, and personality align with theirs as it is most important to feel validated and heard.
After your first few sessions, you might then start wondering if this therapist is a good match for you and if you should continue or move on to another therapist. This will be solely based on how you feel about this therapeutic relationship between you and your psychologist. Although there is no smooth and fast road to recovery and you probably won’t see immediate changes after the first few sessions, you should already start to feel a click between you and your therapist. This is very important as therapy is a safe space and ideally built on a relationship based on trust. Therapy may not always feel comfortable as you are being challenged and shaped, but it should feel safe.
Lastly, remember that choosing a therapist is a very personal matter. There is no one therapist that is good for everyone. It is important that you feel a sense of trust and that this therapist can help you. So don’t be afraid to be vulnerable, honest, and ask them any questions you might have. If your first-choice therapist doesn’t work out the way you hoped, don’t be afraid to end the relationship and shop around. Know that you do not have to commit until you feel fully comfortable.
With the growing advancement in technology, a growing number of therapists are now providing opportunities for online therapy. If you want to learn more about some applications offering online therapy, check out our blog from last week!
SUMBER:
- https://www.healthline.com/health/how-to-find-a-therapist
- https://hellosehat.com/mental/stres/tips-memilih-psikolog/#gref
- https://www.healthline.com/health/types-of-therapy
- Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 45 Tahun 2017 (Tentang izin dan penyelenggaraan praktik psikolog klinis)
- Kode Etik Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Ditulis oleh: Zefanya Rotua
Diedit oleh: Fauzia Ramadhani & Sasya Natasanthi