Mempelajari Lingkungan Suportif Attorney Woo

Extraordinary Attorney Woo merupakan serial televisi Korea Selatan yang dibintangi oleh Park Eun-bin dan Kang Tae-oh. Serial ini tayang perdana pada tanggal 29 Juni 2022. Serial ini menceritakan tentang Woo Young-woo (Park Eun-bin), sebagai seorang pengacara mengidap Asperger’s Syndrome, yang termasuk dalam kategori diagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD). Pada drama ini, penonton tidak hanya disuguhkan dengan bagaimana individu dengan ASD menjalani aktivitas sehari-harinya, stigma masyarakat terhadap individu dengan ASD, tetapi juga menggambarkan bagaimana orang-orang sekitar dapat membentuk suatu lingkungan yang positif dan suportif bagi individu dengan ASD.
ASD merupakan gangguan neurologis dan perkembangan yang mempengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku. Autisme dikenal sebagai gangguan ‘spektrum’ karena memiliki variasi yang luas dan berbagai jenis tingkat keparahan berdasarkan yang mereka alami. Maka dari itu, tidak semua individu dengan ASD menunjukkan tingkat gejala yang sama.
Individu dengan ASD memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya, hal ini bisa ditunjukkan dalam komunikasi verbal maupun non-verbalnya. Hal ini terkadang membuat masyarakat bingung bagaimana cara berinteraksi dengan mereka, bahkan ada yang acuh dan menghindar. Pada drama Extraordinary Attorney Woo, kita bisa belajar beberapa hal dalam berperilaku untuk menjadi lingkungan yang suportif, empatik dan positif bagi individu dengan ASD.
Berikan bantuan tanpa meremehkan
Meski individu dengan ASD memiliki kesulitan dalam kehidupan sosialnya atau dalam aspek kehidupan lainnya, bukan berarti mereka memerlukan bantuan sepenuhnya dalam menjalani kehidupannya.
Pada episode 1, Yeong Woo mengalami kesulitan dalam menggunakan revolving door, Lee Jun-ho (Kang Tae-oh) yang melihat hal tersebut langsung membantunya. Tetapi Jun-ho tidak memberikan tuntunan secara fisik, melainkan ia mengajarkan Yeong Woo dengan cara mudah yang bisa diimitasi, yaitu memasuki pintu dengan ketukan tarian waltz. Bantuan seperti ini tidak hanya membantu proses belajar individu dengan ASD, tetapi juga memberikan ruang bagi mereka merasa percaya diri untuk melakukannya sendiri di kesempatan lainnya.
Sahabat Yeong Woo, Dong Geurami (Joo Hyun-young), pun memberikan beberapa contoh yang baik dalam memberikan bantuan yang tidak berlebihan. Sebagai individu yang mengidap ASD, Yeong Woo sering mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya. Karena itu, ia selalu pergi mencari Dong Geurami untuk memberikan saran. Seperti saat Yeong Woo cemas menghadapi kasus pengadilan pertamanya, Dong Geurami melatih Yeong Woo untuk lebih percaya diri dengan memberikan kalimat-kalimat yang dapat digunakan saat pengadilan. Memberikan bantuan verbal seperti ini dapat mempermudah proses belajar individu dengan ASD melalui imitasi.
Seperti yang dibahas sebelumnya, individu dengan ASD tidak memiliki banyak pengetahuan keterampilan sosial, yang mana keterampilan ini dapat berguna untuk membentuk suatu hubungan romantis (Mehzabin and Stokes, 2011). Hal ini tergambar jelas pada drama ini, dimana Yeong Woo tidak tahu tanda-tanda seseorang menyukainya, bahkan dia pun tidak tahu apa tanda-tanda jika dirinya menyukai orang lain. Kurangnya pengetahuan ini, Dong Geurami & Kim Min-sik mebantu Yeong Woo dengan memberikan contoh-contoh konkrit yang biasanya terjadi pada suatu hubungan romantis, dan mereka pun tidak hanya memberi saran tapi juga memberikan validasi pada Yeong Woo ketika ia ragu akan tindakan-tindakannya sudah benar dalam konteks interaksi sosial pada umumnya atau belum.
Memahami dan memberikan batasan
Salah satu gejala yang ada pada individu dengan ASD adalah ketertarikan yang repetitif dan terbatas. Pada drama ini, Yeong Woo menunjukkan kecintaannya terhadap paus. Ketertarikannya ini terkadang membuat orang lain tidak nyaman, karena Yeong Woo bisa saja berbicara tentang paus secara tiba-tiba dan tidak berhenti. Karena hal ini, Yeong Woo dilarang untuk membicarakan paus ketika bekerja oleh ayahnya dan juga atasannya, Jung Myung-seok (Kang Ki Young).
Namun Junho yang mengerti kondisi Yeong Woo menawarkan dirinya sebagai teman yang bisa dijadikan tempat untuk bercerita tentang paus. Adanya tempat aman bagi Yeong Woo menumpahkan ketertarikannya, membuat ia lupa akan adanya batasan yang dimiliki tiap individu. Yeong Woo bahkan bisa mengganggu Junho saat baru bangun tidur, keluar dari toilet, dan sebagainya hanya untuk menceritakan topik paus.
Karena Junho menyadari adanya pelanggaran batasan privasi ini, ia berdiskusi dengan Yeong Woo untuk menetapkan waktu khusus untuk mereka berdua dapat berdiskusi tentang paus. Melalui pengalaman ini, Yeong Woo dapat belajar mengenai batasan dan menghargai batasan orang lain dalam konteks sosial.
Sensitivitas terhadap sentuhan juga merupakan salah satu karakteristik ASD yang ditunjukkan Yeong Woo dalam drama ini. Saat Junho dan Yeong Woo mulai mengenal satu sama lain dalam konteks hubungan romantis, Junho bertanya pendapat Yeong Woo terkait berpegangan tangan. Yeong Woo menjelaskan bahwa dirinya tidak tahan bersentuhan lama-lama dengan orang lain, ia hanya bisa menoleransi 57 detik. Mengetahui batasan ini, Junho tidak memaksa untuk mereka berpegangan tangan karena takut membuat Yeong Woo tidak nyaman. Namun, Yeong Woo memberanikan diri dan berkompromi dengan Junho untuk berpegangan tangan selama 57 detik. Adegan ini menunjukkan adanya toleransi akan keinginan satu sama lain dan tetap menghargai batasan yang dimiliki individu dengan ASD.
Menjadi suara ketika mereka tidak bisa
Meski individu dengan ASD yang tergolong ‘‘high-functioning’’, seperti Yeong Woo, dapat berfungsi lebih baik dibandingkan individu pada spektrum lain, mereka mungkin mengalami siksaan yang lebih parah karena adanya ekspektasi sosial yang tinggi dari lingkungannya (Sterling et al. 2008).
Seperti pada adegan dimana Yeong Woo menceritakan ia selalu dirundung oleh teman-teman sekolahnya, dan pada sekolah terakhirnya ia dijebak oleh salah satu teman kelasnya untuk menanyakan sesuatu yang kurang pantas pada guru. Pada saat itu Yeong Woo tidak menyadari bahwa pertanyaan tersebut tidak pantas karena ia juga memiliki kesulitan untuk membaca situasi sosial. Karena hal ini, Yeong Woo tidak hanya dipermalukan di kelas tetapi guru tersebut pun juga menamparnya. Melihat adegan ini, Dong Geurami geram dan tidak tahan lagi dengan perilaku perundungan yang dilakukan teman sekelasnya dan membalas perbuatan teman sekelasnya. Sejak itulah persahabatan Yeong Woo dan Dong Geurami terbentuk.
Soo-Yeon (Ha Yoon-Kyung), teman kerja Yeong Woo, mencoba untuk membantu meluruskan hubungan romantis Yeong Woo dan Junho yang tidak jelas. Soo-yeon menghampiri Junho untuk bertanya apakah ia benar-benar memiliki perasaan yang tulus bagi Yeong Woo. Soo-yeon merasa ini perlu untuk diperjelas karena Yeong Woo tidak bisa menerka apakah Junho menyukainya atau tidak dengan perilaku-perilaku yang telah diberikan. Soo-yeon juga mendorong Junho untuk menyatakan perasaannya, karena Yeong Woo saat itu tidak mengetahui jelas tanda-tanda suka tersebut akibat keterbatasan keterampilan sosialnya.
Sebagai teman kerja dan sudah mengenal Yeong Woo dari masa kuliah, Soo-yeon pun sering membantu Yeong Woo. Salah satunya adalah membantu Yeong Woo untuk membela dirinya sendiri ketika ada yang menjatuhkannya. Adegan dimana Yeong Woo menjadi target pencemaran nama baik oleh Minwoo (Joo Jong-hyuk), Soo-yeon dengan lantang membicarakan bagaimana Yeong Woo mendapatkan ketidakadilan sejak kuliah dan yang ia alami adalah diskriminasi di depan semua karyawan lainnya yang sedang bergosip tentang Yeong Woo.
Hidup berdampingan bersama individu dengan ASD mungkin membutuhkan lebih banyak kesabaran dan pemahaman. Tetapi kita sebagai masyarakat sosial pun sudah melakukan ini sehari-hari. Menerapkan empati dan toleransi berlaku untuk siapa saja, termasuk ketika berinteraksi dengan individu dengan ASD. Banyak sekali hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk menolong mereka seperti kita tahu batasan-batasan yang mereka tetapkan, agar mereka tetap nyaman berada disekitar kita, sehingga kita dapat melakukan komunikasi yang positif dengan mereka. Kita pun juga harus lebih peka terhadap kemampuan mereka, tidak semua individu dengan ASD membutuhkan bantuan yang besar, dan tentunya berikan bantuan yang bermanfaat dan tetap memberikan ruang aman bagi mereka untuk lebih mandiri
‘I am different, not less.’ –Dr. Temple Grandin
SUMBER
- Mehzabin, P., & Stokes, M. A. (2011). ) Self-assessed sexuality in young adults with high-functioning autism. Research in Autism Spectrum Disorders, 5, 614–621.
- Sterling, L., Dawson, G., Estes, A., & Greenson, J. (2008). Characteristics associated with presence of depressive symptoms in adults with autism spectrum disorders. Journal of Autism and Developmental Disorders, 38, 1011–1018.
- Children’s Health Team. (2020, September 24). 5 Ways to Help A Child With Autism Learn Social Skills. Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/5-ways-to-help-a-child-with-autism-learn-social-skills/
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5 (5th ed.). American Psychiatric Publishing.
Ditulis oleh: Winanda Amalia & Fauzia Ramadhani
Diedit oleh: Emily Jasmine